Kamis, 11 Februari 2016

sejarah puyuh dan klasifikasi puyuh

 Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki ukuran tubuh relatif kecil, dengan potongan kaki yang pendek dan  juga burung puyuh memiliki karakter yang unik sehingga menyebabkan dia dapat diadu satu dengan yang yain. Burung puyuh merupakan bangsa atau jenis burung (Liar) yang untuk pertama kalinya berhasil diternakan di Amerika Serikat, yaitu disekitar kisaran Tahun 1870. Kemudian terus dikembangkan dan menyebar sebagai unggas peternakan ke penjuru dunia. Sedangkan di wilayah Indonesia sendiri burung puyuh baru mulai dikenal dan dijadikan unggas peternakan semenjak penghujung tahun 1979 yang mana dalam perjalanannya sampai sekarang burung puyuh telah menjadi unggas peternakan yang mudah dijumpai sebagai unggas peternakan di seluruh Indonesia. Sentra burung puyuh di Indonesia adalah di wilayah Sumatera, kemudian Jawa barat, Jawa timur, dan Jawa tengah. (Marhiyanto, b. Et al., 1999 )


 Burung puyuh juga pemakan biji-bijian namun juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternakan pada tahun 1979. Saat ini peternak banyak dijumpai di Yogyakarta dan Sukabumi. Jenis yang diternakan puyuh Jepang, Coturnix coturnix japonica yang pertumbuhan dan pembiakannya cepat. Sebenarnya, di Indonesia pun ada puyuh asli, yang disebut gemak (bhs Jawa) atau Trunix sp. Sosoknya lebih kecil Cuma separuh tubuh dari Coturnix coturnix japonica. Pergerakkannya sangat lincah sehingga sulit ditangkap, puyuh asli Indonesia itu bulunya cantik, cokelat bertotol-totol hitam, berkombinasi dengan paruh dan kaki yang kuning. (Marhiyanto, b. et al., 1999.)

1.  JENIS

Kelas                      :      Aves (Bangsa Burung)
Ordo                      :      Galiformes
Sub Ordo               :      Phasianoidae
Famili                     :      Phasianidae
Sub Famili              :      Phasianinae
Genus                     :      Coturnix
Species                   :      Coturnix-coturnix Japonica






jenis jenis puyuh


1. Coturnix-cortunix japonica
    Coturnix-cortunix japonica Puyuh jenis ini dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir/ekor/tahun. Kelebihan lainnya adalah suaranya yang cukup keras dan agak berirama, karena itu dulu unggas ini dipelihara sebagai song bird (burung kelangenan). Hidupnya sering berpindah-pindah tempat ( Kinanti 10 Rospitasari. et al., 1992 ). Kemampuannya yang dapat menghasilkan 3-4 generasi pertahun, membuat unggas ini menarik perhatian sebagai ternak percobaan dalam penelitian. Telurnya berwarna cokelat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, cokelat, dan biru. ( Rasyaf,Ir.dkk., 1985 )

2. Coturnix Chinensis (Blue brested quail)
            Betubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm ( Rospitasari,dkk.,1992). Biasa dijumpai di padang rumput terbuka, sawah yang baru dipanen, semak alangalang, dan tanah pertanian yang belum ditanami. Hidupnya dalam kelompokkelompok kecil. Hidupnya di areal dataran rendah. Makanannya berupa biji-bijian kecil dan serangga. Telurnya berwarna kuning tua mengkilap dan bertotol-totol hitam.  (Rasyaf,Ir.dkk., 1985 )

3. Rollulus Roulroul (Puyuh Mahkota)
     Badannya bulat dengan panjang mencapai 25cm. ( Rospitasari,dkk.,1992). Puyuh ini bentuknya paling indah jika dibandingkan dengan puyuh lain, sehingga dapat dipelihara sebagai burung hias. Hidupnya di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. ( Rasyaf,dkk., 1985 ) Puyuh jantan dan betina warna bulunya sama cantiknya, yaitu cokelat keabu-abuan dengan ornamen abu-abu dan putih yang menghiasi bagian depan tubuhnya, menyerupai sisik ikan. Oleh karena itu puyuh ini dinamakan scaled quail. Karena bentuknya yang lucu dengan komposisi bulu yang unik, unggas ini cocok untuk burung hias.

4. Lophortix Gambelli (Gambels Quail)
       Puyuh ini mempunyai tubuh yang gemuk pendek, tetapi mempunyai kaki yang kuat, Panjang badannya 25-28 cm. Hidup di daerah tandus yang bersemaksemak dan hanya terdapat di Amerika Utara. Makanannya berupa biji-bijian, pucuk daun, buah-buahan, serta sejumlah kecil serangga. Bertelur sebanyak 9-14 butir dan telur tersebut dierami selama 21-24 hari di dalam sarang yang dibuat di permukaan tanah lembab yang ditumbuhi rumput dan sejenis tumbuhan berdaun harum yang sering digunakan untuk bumbu masak. ( Rasyaf,.dkk., 1985 ). Ciri bagian paling atas puyuh jantan adalah adanya warna cokelat dengan variasi garis-garis putih. Dadanya berwarna kuning tua diselingi garis lebar berwarna hitam sedangkan di bagian sisi depan tubuhnya berwarna kemerahmerahan. Ciri khasnya yaitu di bagian depan kepalanya terdapat bulu panjang yang meyerupai jambulnya mayorette, sehingga kalau berjalan jambulnya akan bergoyang-goyang. Dibanding jenis puyuh lainnya, jenis ini tampak paling unik dan lucu, sehingga cocok dipelihara sebagai burung hias. ( Muhammad Rasyaf, dkk, 1985 )

5. Arborophila javanica (Chesnut bellied Partridge).
           Di Indonesia disebut puyuh gonggong Jawa. Puyuh ini berukuran sedang, panjang badan mencapai 25 cm. Ciri-cirinya mempunyai bulu kemerah-merahan, pada kepalanya terdapat tanda berbentuk cincin yang berwarna hitam.Ekornya melengkung kebawah berwarna keabu-abuan.Sayap nyaberwarna kecoklatan dengan totol-totol hitam (Roospitasari, 2009)

6. Puyuh mahkota ( Rollulus roulroul)
            Badannya bulat dengan panjang mencapai 25 cm. Puyuh ini bentuknya paling indah jika di bandingkan dengan puyuh lainnya. Sehingga puyuh ini dapat di pelihara sebagai burung hias. Puyuh ini hidup di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut (Nugroho, 1986).

7. Turnix suscitator ( Puyuh tegalan Loreng )
             Turnix succiator di kenal puyuh tegalan loreng. Tersebar di India, Cina, Jepangdan Asia Tenggara. Sementara di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Bali,Sulawesidan Nusa Tenggara.Dengan Karakteristik berukuran kecil, panjang 16 cm, Bertelur sebanyak 3 - 4 butir, betina gemar berpoliandri, penjantan memilki mahkota berbecak cokelat, betina ukuran tubuh nya lebih besar, dagu dan kerong kongan berwarna hitam, Suaranya ‘krrrr” (Gmelin, 1789)

8. Turnix syvatica
               Panjang tubuh Turnix syvatica sekitar 14 cm sehingga terlihat mungil.Puyuh ini masuk kedalam family Turnicidae dan ordo Gruiformes. di alam, turnix ditemukan di tanah lapang terbuka dan semak-semak serta tersebar di beberapa daerah seperrti spanyol bagian selatan, afrika selatan, dan Asia. Makanan turnix berupa Serangga dan biji-bijian. Bersarang diatas tanah ditengahtengah lembah. Jumlah telurnya kira-kira 4 butir. Betina aktif bermain-main dan telur-telur dierami oleh puyuh jantan setelah 18-19 hari dierami telur-telur pun menetas (Desfontaines, 1789).